Wednesday, June 20, 2012

QUOTE

we all have a past and future,
there is no future without a past, and
there will never be a substitute for the past,
then proceed to the future of the best ways

                                                           "saleseven"

Saturday, June 16, 2012

REFLEKSI MEMAHAMI dan MENYELASAIKAN MASALAH


REFLEKSI MEMAHAMI dan MENYELASAIKAN MASALAH
Oleh
Sigit Surahman, S.Sn


MASALAH
¨    Menurut batasan umum, yang disebut “masalah” adalah kesenjangan antara “yang seharusnya terjadi” (das Sollen) dengan “yang senyatanya terjadi” (das Sein).
¨     Suatu masalah telah dipecahkan atau diselesaikan kalau kesenjangan tersebut dapat diatasi atau setidak-tidaknya didekatkan, dijembatani.

MASALAH ITU ADALAH HAL YANG MANUSIAWI
¨      Sepanjang hidup manusia akan berhadapan dengan masalah, tak seorang pun dapat menghindarinya. Karena sering dalam kehidupan manusia terjadi ketidak­sesuaian antara yang diinginkan, dicita-citakan dengan yang diperolehnya.
¨    Terjadinya masalah juga ditimbulkan oleh perkembangan kebutuhan manusia yang pada saat itu belum dapat terpenuhi dengan kondisi yang ada. Sehingga diperlukan upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara memperbaiki kondisi melalui ilmu pengetahuan maupun cara-cara lain.

MASALAH BERSIFAT UNIVERSAL
¨     Masalah”  bisa bersifat umum-universal,  dalam arti dihayati dan disadari oleh setiap orang yang tinggal di belahan bumi mana pun, dalam kurun waktu kapan pun, atau dalam posisi apa pun.
¨     Terutama kalau masalah tersebut menyangkut prinsip-prinsip kemanusiaan yang bersifat universal seperti: cinta kasih, keadilan, hak asasi manusia, perdamaian, dan lain-lain.

MASALAH BERSIFAT INDIVIDUAL
¨       Masalah bersifat individual, dalam arti bagi seseorang merupakan masalah tetapi bagi orang yang lain bukan, atau bagi si A merupakan masalah “besar” bagi si B merupakan masalah “kecil”.
¨     Tergantung pada bobot masalah dan juga tergantung pada mentalitas seseorang menghadapi masalah tersebut.

Dalam istilah jawa ”menungso mung iso wang sinawang” yang artinya ”manusia hanya bisa saling melihat saja”

PERBEDAAN KEPENTINGAN
¨     Yang serius adalah ketika masalah yang seharusnya bersifat universal menjadi bersifat individual, karena terjadi perbedaan persepsi dan perbedaan kepentingan. Seperti ketika terjadi pelanggaran hak asasi manusia, manusia yang diperlakukan tidak adil akan merasa itu sebagai masalah yang harus diselesaikan, sementara bagi pihak-pihak yang menindas atau yang tidak berkepentingan dan terlibat langsung tidak menganggapnya sebagai masalah.
¨  Kematian akibat REVOLUSI MESIR, bagi kebanyakan kita yang tinggal di INDONESIA barangkali bukan masalah besar, kecuali kalau kita peka terhadap kejadian tersebut. Bagi rakyat kebanyakan yang tidak cukup banyak mempunyai uang yang menjadi masalah bukan harga satu dollar amerika adalah SEKIAN rupiah, tetapi harga-harga kebutuhan yang semakin tidak terjangkau.

MASALAH BERSIFAT KONTEKSTUAL
¨ Tidak pernah ada masalah yang berdiri sendiri, terisolasi dari faktor-faktor lain sebagai pendukung, baik yang bersifat penyebab maupun yang menjadi akibat timbulnya masalah dan pemecahannya.
¨    Oleh karena itu untuk memecahkan masalah secara relatif “tuntas” kita harus mampu memahami apa yang merupakan faktor-faktor “masalah”.

PEMICU MASALAH
¨      Akar akan menumbuhsuburkan pohon, bila ada situasi dan kondisi pendukung. Ibarat senjata bedil, mesiu tidak akan meledak, peluru tidak akan menembus sasaran kalau picu pelatuk tidak ditarik.
¨    Contohnya: kriminalitas yang berakar pada kemiskinan akan semakin terpicu oleh arogansi si kaya.
¨        Pemahaman akan situasi kondisi menjadi sangat penting, sebab sering masalah tidak timbul kalau tidak ada pemicunya. Kendatipun situasi seperti itu justru dapat pula merugikan karena akan membuat kita lengah, apalagi kalau sesungguhnya akar dari permasalahan tersebut menyangkut prinsip-prinsip universal kemanusiaan.

BENTUK & BOBOT MASALAH
¨    Tampak atau tidaknya masalah terletak sejauhmana gejala yang berupa bentuk ini. Sehingga faktor ini dalam konteks utuh hanyalah gejala yang menunjukkan bahwa ada sesuatu masalah yang sedang terjadi.
¨         Kebanyakan orang melihat bobot dan bentuk ini sebagai hal utama dan terpisah sehingga pemecahan masalah seringkali tidak tuntas. Maraknya penyakit hubungan seksual seperti AIDS tidak cukup hanya dengan program kondomisasi semata-mata, aborsi tidak dapat diselesaikan dengan cara menghukum dokter, klinik dan si ibu pelaku aborsi semata-mata.

PENTINGNYAMEMAHAMI BENTUK MASALAH
¨     Sebab akar masalahnya lebih terletak pada perubahan sistem nilai dan norma, dan picu pelatuknya realitas masa yang lebih memungkinkan terjadinya hubungan seksual secara bebas.
¨     Pemahaman akan bobot dan bentuk masalah juga penting untuk menentukan skala prioritas, masalah mana yang akan didahulukan untuk diselesaikan atau bahkan mungkin tidak perlu diabaikan. Sebab dalam hidup seringkali manusia tidak hanya akan menghadapi satu jenis masalah tetapi bahkan dua atau tiga atau beragam jenis masalah secara bersamaan dan semuanya perlu dipecahkan.

MASALAH IBARAT “PUZZLE”
¨  Intuisi dan kepekaan untuk menentukan apakah masalah yang betul-betul dihadapi merupakan ”sungguh-sungguh” masalah atau sekedar “numpang lewat” menjadi penting justru ketika orang mampu.

SENI MENYELESAIKAN MASALAH
¨      Secara keilmuan mencari kesinambungan peristiwa dari masalah yang melacak sebab dan akibat, memahami struktur internal dari masalah seperti apakah masalah ini universal atau individual, berbobot sungguh-sungguh atau tidak, berdampak luas atau sempit, perlu prioritas atau tidak, mencari analogi dari masalah serupa, bersikap holistik terhadap masalah, dan kalau diperlukan mencari penyelesaian dari hal yang bersifat inkonsistensial sehingga ada kreatifitas, merupakan unsur-unsur metodis dalam penyelesaian masalah.



¨  Anak kecilpun sesungguhnya mempunyai masalah hanya saja kita tidak bisa memahami itu semua, senyum tawa polosnya menghilangkan itu semua


perjalanan