MEDIA,
PERS, dan JURNALISTIK
Oleh
Sigit Surahman, S.Sn
MEDIA
Media adalah alat atau
sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
khalayak. Dalam hal ini media yang yang dimaksud digolongkan menjadi empat
macam, yaitu media antar pribadi, media kelompok, media publik, dan media
massa.
Media
Antarpribadi
Untuk hubungan perorangan
(antar pribadi), media yang tepat digunakan ialah kurir (suruhan), surat, dan
telepon.
Media
Kelompok
Dalam aktivitas komuikasi
melibatkan lebih dari 10 orang, maka media komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok,
misalnya rapat, konferensi, dan seminar.
Rapat biasanya digunakan
untuk membahas hal-hal pentingyang dihadapi oleh suatu kelompok.
Konferensi adalah media
kelompok yang biasaya dihadiri oleh anggota dan pengurus dari organisasi
tertentu.
Seminar adalah media
komunikasi kelompok yang biasanya dihadiri khalayak lebih dari 100 orang, yang
biasanya bertujuan untuk membicarakan suatu masalah dengan menampilkan
pembicara, kemudian meminta pendapat atau tanggapan dari peserta seminar yang
biasanya dari kalangan pakar dan narasumber dan pemerhati dibidang itu.
Media Publik
Disebut media publik kalau
khalayak sudah lebih dari 200-an orang, misalnya rapat akbar, rapat raksasa,
dan semacamnya. Biasanya dalam komunikasi publik khalayaknya memiliki kesamaan
misalnya kesamaan partai, kesamaan agama, kesamaa ras, kesamaan paying
perusahaan, dan lain sebagainya.
Media
Massa
Media bias disebut sebagai
media massa jika khalayaknya tersebar tanpa diketahui dimana mereka berada.
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti
surat kabar, radio, televisi, dan internet.
Karakteristik Media Massa
- Bersifaat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, mulai dari pencarian berita, pengolahan berita, hingga sampai pada penyajian berita atau iformasinya.
- Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan untuk dilakukan proses dialong antara pengirim dan penerima berita. Kalaupun terjadi reaksi maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama dan tertunda.
- Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi kendala waktu dan jarak, karena memiliki kecepatan bergerak yang luas dan terjadi secara simultan dimana informasi yang disampaikan diterima banyak orang dalam waktu yang sama.
- Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti surat kabar, radio, televisi, internet, dan lain sebagainya.
- Bersifat terbuka, artinya pesan yang disampaikan dapat diterima oleh siapapun dan dimana sajatanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
PERS
Pers berasal dari bahasa
belanda pers yang artinya menekan.
Kata pers merupakan padanan kata dari press
dalam bahasa inggris juga berarti menekan. Jadi, secara harfiah pers atau press mengacu pada pengertian komunikasi yang dilakukan dengan cara
perantara barang cetakan. Akan tetepi, sekarag kata pers atau press ini
digunakan untuk merujuk pada semua kegiatan jurnalistik, terutama untuk
kegiatan yang berhubungan dengan menghimpun berita, baik oleh wartawan media
cetak atauun wartawan media elektronik.
JURNALISTIK
Jurnalistik atau journalisme berasal dari kata journal, artinya catatan harian, atau
catatan mengenai kejadian sehari-hari atau bisa juga diartikan surat kabar. Journal berasal dari bahasa latin diurnalis, artinya haarian atau setiap
hari. Dari kata itulah muncul kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan
pekerjaan jurnalistik. Jurnalisme adalah kegiatan mencari berita, mencari
fakta, dan melaporlkan berita. Jurnalisme angat penting dimana pun dan kapan
pun.
Surat
Kabar
Surat kabar boleh
dikatakan sebagai media massa tertua sebelum diketemukannya radio, televisi,
dan iternet. Surat kabar memiliki keterbatasan karena hanya bisa dinikmati oleh
orang-orang yang tidak buta huruf, serta lebih disenang oleh orang tua daripada
remaja dan anak-anak. Kelebihan surat kabar adalah bias memenuhi informasi yang
lengkap, bias dibawa kemana saja, terdokumentasi sehingga mudah diperoleh jika
sewaktu-waktu diperlukan.
Radio
Radio adalah buah dari
perkembangan teknologi yang memungkinkan suara di transmisi secara serempak
melalui gelombang radio di udara. Salah satu kelebihan media radio jika
dibandingkan dengan media lain adalah cepat dan mudah dibawa kemana-mana. Radio
bisa dinikmati sambil melakukan pekerjaan yang lain, seperti menulis, memasak,
menjahit, dan semacamnya.
Televisi
Kamus Ensiklopedi The Reader’s Great mendefinisikan televisi adalah
reproduksi visual secara simultan dari adegan-adegan sasaran pertunjukan dan
sebagainya yang diterima dari jarak jauh. Sedangkan di dalam Ensiklopedi
Internasional dijelaskan definisi televisi adalah perangkat unik yang
membedakan televisi dengan radio adalah konversi gambar ke dalam denyut listrik
kemudian dikonversi kembali dalam gambar yang sebenarnya.[1]
Televisi adalah sebuah pengalaman yang kita terima begitu saja. Kendati
demikian, televisi juga merupakan sesuatu yang membentuk cara berpikir kita
tentang dunia.[2] Perkembangan
televisi sebagai media massa begitu pesat dan sangat dapat dirasakan
manfaatnya. Dalam waktu yang relatif singkat, televisi dapat menjangkau wilayah
dan jumlah penonton yang tidak terbatas.[3]
Dewasa ini televisi telah menjadi salah satu bentuk media komunikasi sosial
yang populer dan berkembang luas di masyarakat.
Terutama dalam masyarakat industri maju, situasi nyaris sangat universal
hampir setiap rumah memiliki lebih dari satu pesawat televisi.
Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan dunia televisi
menyalip media-media yang lebih dulu ada, seperti media cetak dan radio. Jumlah
peredaran pesawat televisi yang ada di masyarakat dan jumlah belanja iklan
untuk media televisi menunjukkan bahwa media televisi nyata sebagai media strategis.[4]
Kepemilikan dan kehadiran televisi di masyarakat telah mendorong untuk melihat
posisi televisi dalam perubahan sosial dan kultur budaya yang begitu pesat. Hal
tersebut menjadikan televisi tidak hanya sebagai media hiburan semata. Televisi
juga mempunyai konsekuensi-konsekuensi untuk menghadirkan siaran berita,
pendidikan, kebudayaan, dan sosial yang mempunyai peran penting kehadirannya
dalam kehidupan keluarga.
Internet
Internet merupakan
generasi baru dalam dunia komunikasi. Kelebihan dai jaringan komunikasi
internet ini adalah kecepatnnya dalam mengirimkan dan memperoleh berita atau informasi, dan
sekaligus sebagai penyedia data yang tidak terbatas dan selalu ter update. Selain tu media komunikasi
internet ini bias mewadahi semua media-media massa pendahulunya, seperti surat
kabar, radio, dan televisi.
BERITA
Berita adalah segala
sesuatu yang tidak biasa atau sesuatu yang diluar kebiasaan yang ditentukan
proses dan arahnya. Berita tidak boleh hanya sekedar memperkatikan pelaporan
fakta kebenaran saja ini dan itu saja, berita juga harus mengejar suatu tujuan
yang pasti yaitu menjadi media yang mendidik.
Unsur
Layak Berita
Sebelum lebih lanjut
membahas tentang usur layak berita, mari kita simak isi dari Pasal 5 Kode Etik
Jurnalistik Wartawan Indonesia. [5]
“Wartawan
Indonesia menyajikan berita secara berimbang
dan adil, megutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri.
Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan agar disajikan dengan
menggunakan nama jlas penulisnya.”
Membaca ketentuan yang ditetapkan oleh
Kode Etik Jurnalistik itu menjadi jelas bahwa seorang wartawan harus cermat dan tepat atau dalam bahasa jurnalistik harus akurat. Selain itu berita juga harus lengkap dan berimbang. Kemudian berita juga tidak boleh
mencampurkan fakta dengan opini dalam
bahasa akademisnya berita harus objektif.
Dalam penulisannya pun berita harus ringkas,
jelas, dan hangat.
Hal-hal tersebutlah yang membangun prisip
kerja yang mengkondisikan profesionalisme terhadap isi berita dan pencari
berita atau wartawan. Dengan demikian unsure-unsur layak berita adalah :
1.
Akurat
Artinya
wartwan harus memiliki kehati-hatian yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya,
mengingat dampak yang sangat luas yang akan ditimbulkan oleh beri yang dibuatnya.
Kehaati-hatian yang di maksud dimulai dari kecermatan dalam ejaan, angka,
tanggal, dan usia serta disiplin diri untuk senantiasa memeriksa ulang
keterangan dan fakta yang ditemuinya.
2.
Lengkap, rita fakta adil, dan berimbang
Pada berita
keakuratan fakta tidak serta merta menjamin keakuratan arti. Fakta-fakta akurat
yang dipilih atau disusun secara longgar, atau tidak adil sama saja itu
merupakan berita yang menyesatkan dan sama sekali palsu. Bagi seorang wartawan,
untuk menyusun sebuah tulisan yang adil dan berimbang tidaklah sesulit
objektivitas. Sikap adil dan berimbang yang dimaksud adalah seorang warawan
harus melaporkan apa yang sesungguhnya terjadi. Artinya tulis dan laporkan yang
sesungguhnya terjadi dan wartawan berlaku sebagai wakit dari pembaca atau
pendengar berita, sehingga seorang wartawan harus senantiasa berusaha
menempatkan setiap fakta atau kumpulan-kumpulan berita sesuai dengan
proporsinya yang wajar.
3.
Objektif
Selain
harus memiliki akurasi (ketepatan) dan kecepatan dalam bekerja, seorang wartawan dituntut untuk bersikap
objektif dalam menulis. Artinya berita yang dibuatnya selaras dengan kenyataan
dan tidak berat sebelah, bebas dari prasangka pribadi.
4.
Ringkas dan jelas
Berita itu
dibuat dan ada karena untuk melayani khalayak. Dengan begitu berita yang dibuat
haruslah dapat dengan mudah dicerna oleh khalayak. Artinya suatu tulisan atau
berita ditulis secara ringkas, jelas, dan sederhana sehingga isa dengan mudah
dipahami pembaca atau pemirsanya.
5.
Hangat
Berita
adalah padanan kata dari News dalam
bahasa Inggris. Kata News itu sendiri
menunjukkan adanya unsur waktu – apa yang new,
apa yang baru. Dengan demikian berita itu harus selalu baru dan selalu
hangat.
Nilai
Berita
Aktualitas (Timelines)
Berita bisa
diibaratkan ice cream yang mudah meleleh : bersamaan dengan berlalunya waktu
akan meleleh atau berkurang nilai beritanya. Persaingan membutuhkan kecepatan
dan ketepatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang melek informasi, mereka
ingin sesegera mungkin mengetahui ada kejadian apa saja di hari ini, kemarin,
dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi besok. Bagi sebuah surat kabar
semakin aktual dan faktual berita-berita yang disajikan maka nilai berita itu
akan semakin tinggi.
Kedekatan
(Proximity)
Peristiwa
yang cenderung memiliki kedekatan dengan pembacanya, akan lebih menarik
perhatian. Kedekatan itu bias berupa kedekatan kepentingan dan kebutuhan
iformasi. Misalnya informai arus mudik dimana semua masyarakat pada saat itu
memiliki kedekatan yang begitu erat, maka sebagian besar masyarakat akan
berburu berita, bisa mulai dari jalur mudik, tiket, dan sebagainya.
Keterkenalan (Prominence)
Berita
surat kabar itu memuat seorang artis atau tokoh terkenal, dengan demikian
berita itu akan sangat menarik karena memuat tokoh ataupun artis terkenal yang
banyak digemari dan dipuja masyarakat.
Dampak
(Consequence)
Berita
adalah sejarah dalam keadaan yang tergesa-gesa. Artinya betapa pentingnya
mengukur seberapa luasnya dampak dari berita atau peristiwa yang dimuat.
Missalnya berita yang memuat akan adanya kenaikan BBM, tentunya dampak dari
berita itu akan sangat luas, tentunya berita ini akan memiliki nilai yang
sangat tinggi karena dampak yang ditimbulkan sangat luas.
Human
Interest
Dalam berita
human interest ini selalu terkandung nilai-nilai empati, simpati, atau
menggugah perasaan khalayak pembacanya. Misalnya berita tentang orang yang
tertindas, orang yang tiba-tiba terkenal dalm sekejab karena sesuatu yng
dilakukan, dan lain sebagainya yang memiliki nilai humanis.
[1]
Alimuddin Tuwu, 2007, Televisi dan Islam, Citra Media, Yogyakarta, hlm.
1.
[2]
Greame Burton, 2007, Membincangkan Televisi, Di terjemahkan Laily
Rahmawati, Jalasutra, Yogyakarta
dan Bandung, hlm. 7.
[3]
Darwanto Sastro Subroto, 2007, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, hlm. 26.
[4]
Sunardian Wirodono, 2005, Matikan TV-Mu! Teror Media Televisi di
Indonesia, Resist Book, Yogyakarta, hlm. 66.
[5] Kode Etik Jurnalistik (KEJ) pertama
kali dibuat pada tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian disusun kembali dan
ditetapkan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada tahun 1955 di Prapaat,
Sumatera Utara, dan mengalami penyempurnaan pada Kongres Kerja Naional PWI
tahun 1994 di batam, Riau. Kemudian dalam Konggres XXI PWI di Palangkaraya,
Kalimantan Tengah, 2-5 Oktober 2003, Kode Etik Jurnalistik ini lebih
disempurnakan lagi.
:) lanjutkan
ReplyDelete