Wednesday, May 23, 2012

MEDIA, PERS, dan JURNALISTIK


MEDIA, PERS, dan JURNALISTIK
Oleh
Sigit Surahman, S.Sn
MEDIA
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Dalam hal ini media yang yang dimaksud digolongkan menjadi empat macam, yaitu media antar pribadi, media kelompok, media publik, dan media massa.
Media Antarpribadi
Untuk hubungan perorangan (antar pribadi), media yang tepat digunakan ialah kurir (suruhan), surat, dan telepon.
Media Kelompok
Dalam aktivitas komuikasi melibatkan lebih dari 10 orang, maka media komunikasi  yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya rapat, konferensi, dan seminar.
Rapat biasanya digunakan untuk membahas hal-hal pentingyang dihadapi oleh suatu kelompok.
Konferensi adalah media kelompok yang biasaya dihadiri oleh anggota dan pengurus dari organisasi tertentu.
Seminar adalah media komunikasi kelompok yang biasanya dihadiri khalayak lebih dari 100 orang, yang biasanya bertujuan untuk membicarakan suatu masalah dengan menampilkan pembicara, kemudian meminta pendapat atau tanggapan dari peserta seminar yang biasanya dari kalangan pakar dan narasumber dan pemerhati dibidang itu.
            Media Publik
Disebut media publik kalau khalayak sudah lebih dari 200-an orang, misalnya rapat akbar, rapat raksasa, dan semacamnya. Biasanya dalam komunikasi publik khalayaknya memiliki kesamaan misalnya kesamaan partai, kesamaan agama, kesamaa ras, kesamaan paying perusahaan, dan lain sebagainya.
Media Massa
Media bias disebut sebagai media massa jika khalayaknya tersebar tanpa diketahui dimana mereka berada. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, radio, televisi, dan internet.
Karakteristik Media Massa
  1. Bersifaat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, mulai dari pencarian berita, pengolahan berita, hingga sampai pada penyajian berita atau iformasinya.
  2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan untuk dilakukan proses dialong antara pengirim dan penerima berita. Kalaupun terjadi reaksi maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama dan tertunda.
  3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi kendala waktu dan jarak, karena memiliki kecepatan bergerak yang luas dan terjadi secara simultan dimana informasi yang disampaikan diterima banyak orang dalam waktu yang sama.
  4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti surat kabar, radio, televisi, internet, dan lain sebagainya.
  5. Bersifat terbuka, artinya pesan yang disampaikan dapat diterima oleh siapapun dan dimana sajatanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
PERS
Pers berasal dari bahasa belanda pers yang artinya menekan. Kata pers merupakan padanan kata dari press dalam bahasa inggris juga berarti menekan. Jadi, secara harfiah pers atau press mengacu pada pengertian komunikasi yang dilakukan dengan cara perantara barang cetakan. Akan tetepi, sekarag kata pers atau press ini digunakan untuk merujuk pada semua kegiatan jurnalistik, terutama untuk kegiatan yang berhubungan dengan menghimpun berita, baik oleh wartawan media cetak atauun wartawan media elektronik.
JURNALISTIK
Jurnalistik atau journalisme berasal dari kata journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari atau bisa juga diartikan surat kabar. Journal berasal dari bahasa latin diurnalis, artinya haarian atau setiap hari. Dari kata itulah muncul kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik. Jurnalisme adalah kegiatan mencari berita, mencari fakta, dan melaporlkan berita. Jurnalisme angat penting dimana pun dan kapan pun.
Surat Kabar
Surat kabar boleh dikatakan sebagai media massa tertua sebelum diketemukannya radio, televisi, dan iternet. Surat kabar memiliki keterbatasan karena hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang tidak buta huruf, serta lebih disenang oleh orang tua daripada remaja dan anak-anak. Kelebihan surat kabar adalah bias memenuhi informasi yang lengkap, bias dibawa kemana saja, terdokumentasi sehingga mudah diperoleh jika sewaktu-waktu diperlukan.
            Radio
Radio adalah buah dari perkembangan teknologi yang memungkinkan suara di transmisi secara serempak melalui gelombang radio di udara. Salah satu kelebihan media radio jika dibandingkan dengan media lain adalah cepat dan mudah dibawa kemana-mana. Radio bisa dinikmati sambil melakukan pekerjaan yang lain, seperti menulis, memasak, menjahit, dan semacamnya.
Televisi
Kamus Ensiklopedi The Reader’s Great mendefinisikan televisi adalah reproduksi visual secara simultan dari adegan-adegan sasaran pertunjukan dan sebagainya yang diterima dari jarak jauh. Sedangkan di dalam Ensiklopedi Internasional dijelaskan definisi televisi adalah perangkat unik yang membedakan televisi dengan radio adalah konversi gambar ke dalam denyut listrik kemudian dikonversi kembali dalam gambar yang sebenarnya.[1]
Televisi adalah sebuah pengalaman yang kita terima begitu saja. Kendati demikian, televisi juga merupakan sesuatu yang membentuk cara berpikir kita tentang dunia.[2] Perkembangan televisi sebagai media massa begitu pesat dan sangat dapat dirasakan manfaatnya. Dalam waktu yang relatif singkat, televisi dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak terbatas.[3] Dewasa ini televisi telah menjadi salah satu bentuk media komunikasi sosial yang populer dan berkembang luas di masyarakat.  Terutama dalam masyarakat industri maju, situasi nyaris sangat universal hampir setiap rumah memiliki lebih dari satu pesawat televisi.
Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan dunia televisi menyalip media-media yang lebih dulu ada, seperti media cetak dan radio. Jumlah peredaran pesawat televisi yang ada di masyarakat dan jumlah belanja iklan untuk media televisi menunjukkan bahwa media televisi nyata sebagai media strategis.[4] Kepemilikan dan kehadiran televisi di masyarakat telah mendorong untuk melihat posisi televisi dalam perubahan sosial dan kultur budaya yang begitu pesat. Hal tersebut menjadikan televisi tidak hanya sebagai media hiburan semata. Televisi juga mempunyai konsekuensi-konsekuensi untuk menghadirkan siaran berita, pendidikan, kebudayaan, dan sosial yang mempunyai peran penting kehadirannya dalam kehidupan keluarga.
Internet
Internet merupakan generasi baru dalam dunia komunikasi. Kelebihan dai jaringan komunikasi internet ini adalah kecepatnnya dalam mengirimkan  dan memperoleh berita atau informasi, dan sekaligus sebagai penyedia data yang tidak terbatas dan selalu ter update. Selain tu media komunikasi internet ini bias mewadahi semua media-media massa pendahulunya, seperti surat kabar, radio, dan televisi.
BERITA
Berita adalah segala sesuatu yang tidak biasa atau sesuatu yang diluar kebiasaan yang ditentukan proses dan arahnya. Berita tidak boleh hanya sekedar memperkatikan pelaporan fakta kebenaran saja ini dan itu saja, berita juga harus mengejar suatu tujuan yang pasti yaitu menjadi media yang mendidik.
Unsur Layak Berita
Sebelum lebih lanjut membahas tentang usur layak berita, mari kita simak isi dari Pasal 5 Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia. [5]
“Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, megutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jlas penulisnya.”
Membaca ketentuan yang ditetapkan oleh Kode Etik Jurnalistik itu menjadi jelas bahwa seorang wartawan harus cermat dan tepat atau dalam bahasa jurnalistik harus akurat. Selain itu berita juga harus lengkap dan berimbang. Kemudian berita juga tidak boleh mencampurkan fakta dengan opini dalam bahasa akademisnya berita harus objektif. Dalam penulisannya pun berita harus ringkas, jelas, dan hangat.

Hal-hal tersebutlah yang membangun prisip kerja yang mengkondisikan profesionalisme terhadap isi berita dan pencari berita atau wartawan. Dengan demikian unsure-unsur layak berita adalah :
1.     Akurat
Artinya wartwan harus memiliki kehati-hatian yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya, mengingat dampak yang sangat luas yang akan ditimbulkan oleh beri yang dibuatnya. Kehaati-hatian yang di maksud dimulai dari kecermatan dalam ejaan, angka, tanggal, dan usia serta disiplin diri untuk senantiasa memeriksa ulang keterangan dan fakta yang ditemuinya. 

2.     Lengkap, rita fakta adil, dan berimbang
Pada berita keakuratan fakta tidak serta merta menjamin keakuratan arti. Fakta-fakta akurat yang dipilih atau disusun secara longgar, atau tidak adil sama saja itu merupakan berita yang menyesatkan dan sama sekali palsu. Bagi seorang wartawan, untuk menyusun sebuah tulisan yang adil dan berimbang tidaklah sesulit objektivitas. Sikap adil dan berimbang yang dimaksud adalah seorang warawan harus melaporkan apa yang sesungguhnya terjadi. Artinya tulis dan laporkan yang sesungguhnya terjadi dan wartawan berlaku sebagai wakit dari pembaca atau pendengar berita, sehingga seorang wartawan harus senantiasa berusaha menempatkan setiap fakta atau kumpulan-kumpulan berita sesuai dengan proporsinya yang wajar.
 
3.     Objektif
Selain harus memiliki akurasi (ketepatan) dan kecepatan dalam bekerja,    seorang wartawan dituntut untuk bersikap objektif dalam menulis. Artinya berita yang dibuatnya selaras dengan kenyataan dan tidak berat sebelah, bebas dari prasangka pribadi.

4.     Ringkas dan jelas
Berita itu dibuat dan ada karena untuk melayani khalayak. Dengan begitu berita yang dibuat haruslah dapat dengan mudah dicerna oleh khalayak. Artinya suatu tulisan atau berita ditulis secara ringkas, jelas, dan sederhana sehingga isa dengan mudah dipahami pembaca atau pemirsanya.

5.     Hangat
Berita adalah padanan kata dari News dalam bahasa Inggris. Kata News itu sendiri menunjukkan adanya unsur waktu – apa yang new, apa yang baru. Dengan demikian berita itu harus selalu baru dan selalu hangat.

Nilai Berita

Aktualitas (Timelines)
Berita bisa diibaratkan ice cream yang mudah meleleh : bersamaan dengan berlalunya waktu akan meleleh atau berkurang nilai beritanya. Persaingan membutuhkan kecepatan dan ketepatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang melek informasi, mereka ingin sesegera mungkin mengetahui ada kejadian apa saja di hari ini, kemarin, dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi besok. Bagi sebuah surat kabar semakin aktual dan faktual berita-berita yang disajikan maka nilai berita itu akan semakin tinggi.
           
            Kedekatan (Proximity)
Peristiwa yang cenderung memiliki kedekatan dengan pembacanya, akan lebih menarik perhatian. Kedekatan itu bias berupa kedekatan kepentingan dan kebutuhan iformasi. Misalnya informai arus mudik dimana semua masyarakat pada saat itu memiliki kedekatan yang begitu erat, maka sebagian besar masyarakat akan berburu berita, bisa mulai dari jalur mudik, tiket, dan sebagainya.

Keterkenalan (Prominence)
Berita surat kabar itu memuat seorang artis atau tokoh terkenal, dengan demikian berita itu akan sangat menarik karena memuat tokoh ataupun artis terkenal yang banyak digemari dan dipuja masyarakat.

            Dampak (Consequence)
Berita adalah sejarah dalam keadaan yang tergesa-gesa. Artinya betapa pentingnya mengukur seberapa luasnya dampak dari berita atau peristiwa yang dimuat. Missalnya berita yang memuat akan adanya kenaikan BBM, tentunya dampak dari berita itu akan sangat luas, tentunya berita ini akan memiliki nilai yang sangat tinggi karena dampak yang ditimbulkan sangat luas.


Human Interest
Dalam berita human interest ini selalu terkandung nilai-nilai empati, simpati, atau menggugah perasaan khalayak pembacanya. Misalnya berita tentang orang yang tertindas, orang yang tiba-tiba terkenal dalm sekejab karena sesuatu yng dilakukan, dan lain sebagainya yang memiliki nilai humanis.


[1] Alimuddin Tuwu, 2007, Televisi dan Islam, Citra Media, Yogyakarta, hlm. 1.
[2] Greame Burton, 2007, Membincangkan Televisi, Di terjemahkan Laily Rahmawati,  Jalasutra, Yogyakarta dan Bandung, hlm. 7.
[3] Darwanto Sastro Subroto, 2007, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm. 26.
[4] Sunardian Wirodono, 2005, Matikan TV-Mu! Teror Media Televisi di Indonesia, Resist Book, Yogyakarta, hlm. 66.
[5] Kode Etik Jurnalistik (KEJ) pertama kali dibuat pada tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian disusun kembali dan ditetapkan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada tahun 1955 di Prapaat, Sumatera Utara, dan mengalami penyempurnaan pada Kongres Kerja Naional PWI tahun 1994 di batam, Riau. Kemudian dalam Konggres XXI PWI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 2-5 Oktober 2003, Kode Etik Jurnalistik ini lebih disempurnakan lagi.

1 comment:


perjalanan