ABSTRAK
Sigit
Surahman/201221310007 / Manajamen Ilmu Komunikasi / Magister Ilmu Komunikasi
x + 138 Halaman + Lampiran
Judul :
Reprsentasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7
Wanita – Analisis Semiotika Roland Barthes
Kata
Kunci : Representasi,
Perempuan Metropolitan, Semiotika Roland
Barthes
Latar Belakang : Film menyajikan konstruksi
realitas social masyarakat. Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita ini menghadirkan
representasi perempuan dalam konteks ke-Indonesia-an melalui tanda-tanda,
konsep, pemikiran, dan bahasa tertentu. Representasi yang dimaksud tersebut
dapat berupa penggambaran kekerasan fisik maupun psikis, subordinasi, beban
kerja, kekuasaan, ataupun hak-hak reproduksi perempuan.
Tujuan
: Menginterpretasikan
representasi perempuan metropolitan
dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita. Mendeskripsikan
bentuk-bentuk pemaknaan representasi perempuan metropolitan yang dibangun dalam
film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita.
Metode Penelitian : Model analisis
semiotika yang digunakan peneliti untuk menganalisis film dalam penelitian ini
adalah model analisis semiotika Roland Barthes. Dengan menggunakan pendekatan
paradigma konstruktivisme, metode penelitian penelitian ini mendiskripsikan
representasi tentang perempuan metropolitan yang merupakan hasil konstruksi
realitas.
Hasil
Penelitian : Film 7
Hati 7 Cinta 7 Wanita ini setidaknya ada tiga poin temuan penelitian: 1. Aspek
domestifikasi perempuan dan politik gender, yang mendorong untuk menempatkan
perempuan dalam posisi tradisional sebagai ibu rumah tangga. 2. Aspek segresi,
yakni menempatkan perempuan pada posisi yang lemah dalam hubungannya dengan
laki-laki. 3. Perempuan banyak mengalami kenyataan yang menempatkannya pada
posisi subordinat.
Kesimpulan : Representasi
perempuan metropolitan digambarkan sebagai objek eksploitasi dan segala yang
ditampilkan dalam film ini perempuan menjadi objek representasi perempuan yang
buruk.
Saran : 1. Film sebagai media massa yang efektif
dalam mempengaruhi pola pikir masyarakat merupakan pemegang kendali
transformasi sosial yang cukup powerful dengan kekuatan audio
dan visual , untuk itu penggambaran
dalam film hendaknya lebih jelas dan mendetail; 2. disarankan menggunakan
pendekatan metode penelitian kritis, agar hasil penelitian lebih mendalam untuk
bisa membongkar ideologi di balik film ini.
Acuan : Buku; 46, Jurnal
dan Karya Ilmiah; 14, Sumber lain; 5 (1987 – 2013)
wis mantebbzzz wizzz
ReplyDeletethx mas Ditto..... kapan ini kita bisa share basamo-samo maleh??
ReplyDelete