Tuesday, December 23, 2014

Reprsentation Metropolitan Women in Film 7 Hearts 7 Love 7 Women - Semiotics Analysis Roland Barthes

ABSTRAK

Sigit Surahman/201221310007 / Manajamen Ilmu Komunikasi / Magister Ilmu Komunikasi
x + 138 Halaman + Lampiran
Judul : Reprsentasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7
 Wanita – Analisis Semiotika Roland Barthes
Kata Kunci : Representasi, Perempuan Metropolitan, Semiotika Roland
Barthes
Latar Belakang : Film menyajikan konstruksi realitas social masyarakat. Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita ini menghadirkan representasi perempuan dalam konteks ke-Indonesia-an melalui tanda-tanda, konsep, pemikiran, dan bahasa tertentu. Representasi yang dimaksud tersebut dapat berupa penggambaran kekerasan fisik maupun psikis, subordinasi, beban kerja, kekuasaan, ataupun hak-hak reproduksi perempuan.
            Tujuan : Menginterpretasikan representasi perempuan metropolitan  dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita. Mendeskripsikan bentuk-bentuk pemaknaan representasi perempuan metropolitan yang dibangun dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita.
Metode Penelitian : Model analisis semiotika yang digunakan peneliti untuk menganalisis film dalam penelitian ini adalah model analisis semiotika Roland Barthes. Dengan menggunakan pendekatan paradigma konstruktivisme, metode penelitian penelitian ini mendiskripsikan representasi tentang perempuan metropolitan yang merupakan hasil konstruksi realitas.
Hasil Penelitian : Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita ini setidaknya ada tiga poin temuan penelitian: 1. Aspek domestifikasi perempuan dan politik gender, yang mendorong untuk menempatkan perempuan dalam posisi tradisional sebagai ibu rumah tangga. 2. Aspek segresi, yakni menempatkan perempuan pada posisi yang lemah dalam hubungannya dengan laki-laki. 3. Perempuan banyak mengalami kenyataan yang menempatkannya pada posisi subordinat.
Kesimpulan : Representasi perempuan metropolitan digambarkan sebagai objek eksploitasi dan segala yang ditampilkan dalam film ini perempuan menjadi objek representasi perempuan yang buruk.
Saran : 1. Film sebagai media massa yang efektif dalam mempengaruhi pola pikir masyarakat merupakan pemegang kendali transformasi sosial yang cukup powerful dengan kekuatan audio dan visual , untuk itu penggambaran dalam film hendaknya lebih jelas dan mendetail; 2. disarankan menggunakan pendekatan metode penelitian kritis, agar hasil penelitian lebih mendalam untuk bisa membongkar ideologi di balik film ini.
Acuan : Buku; 46, Jurnal dan Karya Ilmiah; 14, Sumber lain; 5 (1987 – 2013)


2 comments:


perjalanan