Tuesday, August 14, 2012

PENENTU BERITA


PENENTU BERITA

Oleh
Sigit Surahman

Menentukan apakah suatu peristiwa memiliki nilai berita sesungguhnya merupakan tahap awal dari proses kerja redaksional. Seorang redaktur menentukan apa yang harus diliputi, sementara seorang reporter menentukan bagaimana cara meliputnya, karena ia berurusan dengan tahap pencarian/penghimpunan dan penggarapan berita.
Jadi prosesnya : redaktur menugaskan reporter  untuk meliput ; kemudian reporter tersebut mencari dan mengumpulkan hal-hal yang diperlukan. Dalam tahap ini dibiasakan menyusun suatu perencanaan dulu dengan membuat semacam check-list ( daftar periksa ) tentang apa-apa yang harus dikerjakan. Check-list semacam ini biasanya disebut ‘planningsheet’ yang isinya menyusun daftar sumber-sumber yang akan dihubungi, setelah lebih dulu membuat semacam abstarksi ( ringkasan ) dari peristiwa atau objek liputan.
Kalau diperlukan, reporter melakukan reset dokumentasi dan merancang dahan lain untuk penulisan, misalnya foto dan grafik.
Ketika tulisan reporter sampai dimeja redaktur, dilakukan penilaian layak atau kurang layaknya suatu berita untuk dimuat. Salah satu instrumen untuk nyeleksi kelayakan itu adalah seberapa kuat unsur-unsur nilai berita yang terdapat dalam beritanya.

Beat atau Wilayah Liputan
       Hampir di semua  surat kabar, desk kota merupakan desk yang paling banyak memiliki wartawan. Redaktur desk kota bertanggung jawab untuk peliputan seluruh kota dan kota-kota satelitnya, atau kota-kota kecil disekitarnya dan beberapa komunitas-komunitas yang terpencil. Misi redaktur kota adalah memastikan bahwa reporter-reporter atau wartwan-wartawannya memasukkan berita setiap harinya dan menjaga agar tak satupun peristiwa penti g dan menarik lolos. Dan tergantung dari berita-berita dan dimasukkan para reporternya itulah yang membedakan kepribadian 1 koran dengan koran-koran lainnya.
       Redaktur kota menegaskan reporter-reporter atau wartawan beat.  Beat artinya tempat tetap yang dikunjungi wartawan untuk mencari berita. Misalnya, seorang wartawan bisa secara tetap di tugaskan untuk meliput berta-berita pengadilan.maka dikatakan beat wartawan tersebut adalah pengadilan.
        Selain reporter beat, yang jadwal kerjanya tetap sama dari hari kehari, redaktur kota juga, memiliki sejumlah reporter yang ditugaskan meliput masalah-masalah yang tidak dikhususkan dalam satu bidang saja. Reporter semacam ini disebut reporter “ Pelaksana penugasan umum “
 .
Menggali Berita
      Istilah menggali berita seperti dikenal dalam praktik surat kabar di Indonesia adalah “ Menciptakan berita . “ Pengertian menciptakan berita ini tampaknya tumbuh dari pemahaman bahwa bagi seorang wartawan tidak ada istilah “ tidak ada berita “. Kalau tidak ada peristiwa atau kegiatan-kegiatan apapun yang dapat dijadikan bahan berita atau dalm dunia kewartawanan dikenal dengan istilah “ sepi berita “, maka biasanya wartawan harus menggali sendiri berita tersebut untuk di tulis menjadi berita.
      Pengertian menggali disini memiliki dua bentuk. Pertama, mencari aspek-aspek dalam kehidupan budaya atau sosial masyarakat atau dalam kegiatan pemerintahan yang dapat diangkat menjadi berita yang menarik perhatian hal layak.
       Menggali berita itu juga bias dilakukan ketika sumber berita enggan atau sulit memberikan informasi untuk sesuatu hal yang perlu diberitakan, misalnya tentang masalah pembelian senjata ke negara lain. Memang tidak ada undang-undang yang mewajibkan sumber cerita, baik pemerintah maupun swasta, untuk memberikan informasi yang diperlukan pers. Sumber berita mungkin tidak mau atau menolak memberikan informasi karena khawatir merugikan dirinya atau merugikan lembaga atau perusahaannya. Atau,bisa juga sumber berita menolak memberikan keterangan karena ia merasa tidak berwenang untuk memberikan keterangn pers, sehingga ia mengatakan bahwa pada yang lebih berwenang untuk memberikan keterangan yang diminta oleh wartawan. Kemungkinan lain ialah sumber berita lakukan gerakan tutup mulut untuk menyembunyikan kelakuan buruknya karena tidak ingin diketahui oleh umum.
       Dalam hal seperti di atas, wartawan terpaksa harus meninggali berita dengan membujuk sumber berita. Wartawan mengatakan kepada sumber berita bahwa sikapnya yang tetap menolak untuk memberikan keterangan itu justru akan merugikan dia. Atau,wartawan dapat mencari jalan lain untuk mendapatkan keterangan, misalnya dari sumber-sumber lain atau menggali fakta-fakta dari kejadian-kejadian lain yang ada hubungannya.

1 comment:


perjalanan