Thursday, August 16, 2012

SEKEDAR REFLEKSI DARI FILM DOKUMENTER


REFLEKSI apa itu FILM DOKUMENTER
Sigit Surahman

Dokumenter dibuat berdasarkan tema tertentu, sehingga dokumenter itu pada dasarnya dibuat untuk menjawab masalah tertentu yang ada dalam pikiran pembuatnya. Selain itu dokumenter juga menggambarkan sudut pandang atau perspektif pembuatnya terhadap suatu realitas. Sebagian fakta dalam program dokumenter cukup diketahui dalam garis besar, yang penting adalah inti cerita atau pesan bisa tersampaikan, namun ada pula fakta yang memerlukan perhatian lebih cermat dan mendetail.
Program dokumenter dapat dipandang sebagai suatu bentuk laporan hasil investigasi atas suatu kejadian atau peristiwa, baik berkaitan dengan bidang sejarah maupun kebudayaan. Perkembangan film dokumenter dalam hal bentuk dan pendekatan tentu berkaitan dengan perkembangan media audio-visual dan industri film saat ini.[1] Kemajuan teknologi elektronik dan informasi memudahkan peneliti, sineas atau siapa saja orang yang berminat, untuk mendokumentasikan berbagai hal yang dilihat, dialami, dan ingin diketahui lebih jauh dalam bentuk audio-visual. Hal inilah yang membuat karya dokumenter bisa masuk mulai dari layar televisi hingga layar lebar ataupun bioskop. Sebuah program dokumenter  telah menjadi salah satu unsur penting dalam performa penyiaran televisi. Dalam hal ini yang berkenaan dengan peran kritis informasi publiknya, sebagai sumber pengetahuan, kesenangan, pendidikan, dan kebutuhan penonton televisi akan bentuk hiburan baru. 

Documentary contains elements of the informative/educational as well as of popular entertainment. These two last combinations entail a certain amount of discreet help.[2]

        Pada prinsipnya setiap film adalah film dokumenter. Bahkan yang paling aneh dari fiksi memberikan bukti dari budaya yang diproduksi dan mereproduksi kemiripan dari orang yang melakukan di dalamnya.
Setiap jenis dokumenter menceritakan sebuah cerita, tapi cerita-cerita, atau narasi dari jenis yang berbeda. Dokumenter-pemenuhan keinginan adalah apa yang biasanya kita sebut untuk memberikan ekspresi nyata keinginan dan impian kita. Sineas film dokumenter membuat karya-karya berangkat dari imajinasi ataupun pengalamaan pribadi yang memberikan rasa apa yang diinginkannya. Film dokumenter adalah film yang mengungkapkan kebenaran, wawasan, dan perspektif pembuatnya. Dokumenter menawarkan dunia bagi para sineas untuk mengapresiasi, menggali dan merenungkan, atau mungkin hanya bersenang-senang bergerak dari dunia di sekitar  untuk lain dunia yang tak terbatas.
Dokumenter merupakan representasi sosial masyarakat yang kita biasanya disebut film nonfiksi. Film dokumenter ini memberikan representasi yang nyata untuk aspek dunia kita, yang sudah kita tinggali sejak lama dan saling tempat dimana kita saling berbagi. Sineas dokumenter membuat karya-karyanya dari realitas sosial yang terlihat dan tedengar dengan cara yang khas, sesuai dengan prespektif, pemilihan, dan bagaaimana pengemasan yang dilakukan oleh seorang filmmaker.
Mereka memberikan rasa pada setiap karya film dokumenter sesuai dengan apa hasil riset tentang masa lalu objek, keadaan objek pada masa sekarang, atau bahkan dari apa kemungkinan-kemungkinan yang akan datang. Film ini juga menyampaikan kebenaran, pernyataan, perspektif, dan argumen pembuatnya dalam kaitannya dengan objek penciptaan.
Dokumenter sebagai bentuk penawaran representasi sosial baru. Pandangan yang seperti ini untuk mengeksplorasi dan memahami dokumenter itu sendiri. Sebagai cerita, film dari kedua Jenis panggilan kita untuk menginterpretasikannya, dan sebagai "benar cerita, "film memanggil kita untuk percaya. Interpretasi adalah masalah menggenggam bagaimana bentuk atau organisasi film menyampaikan makna dan nilai-nilai. Kepercayaan adalah pertanyaan dari tanggapan kita terhadap makna tersebut dan dapat values. Kita percaya pada kebenaran fiksi maupun yang non-fiksi. Realita di film dokumenter bisa diterima karena film-film ini seringkali dimaksudkan untuk menitik beratkan pada sejarah dunia sendiri, nilai sosial, dan untuk melakukannya harus bisa mengarahkan atau meyakinkan kita bahwa satu sudut pandang atau pendekatan yang dilakukan pembuatnya lebih baik daripada orang lain.


[1] Gotot Prakosa, 2008, Film Pinggiran,Antologi film pendek, Film eksperimental, dan Film Dokumenter, YSVI Jakarta, hlm. 135.
[2] Jeremy Tunstal, 1993, Television Produer, Routledge USA & Canada, hlm 34.

1 comment:

  1. suka dengan jurnalistik dan dokumenter y??

    kebanyakan tulisanny tentang itu, tp menarik loh itu....

    ReplyDelete


perjalanan